Turn Off Karyawan Adalah
Penyebab Turn Over Karyawan
Lantas, apa yang menjadi penyebab terjadinya turn over karyawan?
Pastikan Work-Life Balance Terpenuhi
Cara mengatasi turn over karyawan berikutnya adalah dengan memastikan work life balance karyawan terpenuhi. Alih-alih memintanya lembur hingga tengah malam atau di akhir pekan, jangan ragu untuk mendorong karyawan beristirahat sejenak dari rutinitas pekerjaan dengan mengambil cuti. Di sisi lain, pastikan perusahaan memberikan beban kerja yang sesuai dengan tanggung jawab yang telah disepakati dan sepadan dengan gaji. Terpenuhinya work life balance bisa menjadi salah satu kunci agar karyawan merasa betah dan tidak mengambil keputusan untuk meninggalkan perusahaan.
Menghitung Turn Over Karyawan Bulanan
Menghitung turn over karyawan bulanan cukup mudah. Kamu hanya perlu menghitung perbandingan jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan dengan jumlah rata-rata karyawan. Cara menghitung jumlah rata-rata karyawan adalah menambahkan jumlah karyawan di awal bulan dengan jumlah karyawan di akhir bulan lalu dibagi dua. Agar lebih jelas, lihat rumus turn over karyawan di bawah ini:
Turn over bulanan % = (Jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan / Rata-rata jumlah karyawan) x 100
Pada bulan Desember 2022, ada 20 orang yang mengundurkan diri dari perusahaan. Jumlah karyawan di awal Desember 2022 adalah 2.520, sementara di akhir Januari adalah 2.500. Dengan demikian, cara menghitung turn over karyawan adalah sebagai berikut:
Turn over bulanan % = 50 / ((2520+2500) / 2) x 100
Beban Kerja Lebih Tinggi daripada Gaji
Selanjutnya, penyebab turn over karyawan yang ketiga adalah gaji yang tidak sepadan dengan beban kerja. Membayar karyawan sesuai dengan keahlian atau skill yang dimiliki adalah cara perusahaan untuk menunjukkan penghargaan. Beban kerja yang lebih tinggi daripada gaji tentu membuat karyawan merasa tidak adil dan terbebani. Dengan demikian, penting bagi perusahaan untuk memberikan gaji yang sepadan, menaikkan gaji sesuai peraturan yang berlaku, dan memberikan bonus untuk karyawan yang layak mendapatkannya.
Kurangnya Feedback dan Penghargaan
Memberikan feedback merupakan salah satu cara untuk memastikan komunikasi antara karyawan dengan manajemen berjalan dengan baik. Feedback juga memiliki dampak positif terhadap kemajuan karyawan, terutama dalam hal pengembangan keahlian. Selain itu, feedback juga berperan sebagai media bagi perusahaan untuk mengakui kerja keras karyawan. Kurangnya feedback tentu membuat karyawan merasa tidak dihargai dan tidak bisa mengembangkan diri.
Cara Menghitung Turn Over Karyawan Perbulan
Memiliki karyawan yang kompeten tentu menjadi faktor penting bagi sebuah perusahaan, sebab karyawan merupakan aset yang perlu dijaga dengan baik. Walau demikian, setiap perusahaan pasti akan mengalami proses turn over. Ya, jika sudah bekerja secara profesional, kamu tentu sudah tidak asing dengan istilah tersebut. Singkatnya, turn over adalah proses masuk keluar karyawan dalam sebuah perusahaan. Proses ini wajar terjadi jika berada dalam batas normal. Nah, bagaimana jika turn over sebuah perusahaan berada dalam tingkat tinggi?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kamu memahami terlebih dulu pengertian turn over, penyebab turn over karyawan, cara menghitung turn over karyawan, serta cara mengatasi turn over karyawan yang tinggi selengkapnya melalui pembahasan di bawah ini.
Berinvestasi pada Karyawan
Walau sudah mendapatkan gaji, karyawan juga ingin tahu bahwa mereka adalah aset berharga yang menjadi bagian dari perusahaan. Tidak hanya membuat karyawan berperan aktif dalam bekerja dan berorganisasi, penting untuk melakukan investasi pada karyawan dengan memberikan feedback positif, pelatihan, hingga promosi.
Turn over karyawan adalah proses perputaran masuk dan keluarnya karyawan dalam suatu perusahaan, baik secara sukarela maupun tidak. Walau turn over karyawan adalah proses alami dan lazim terjadi pada perusahaan, penting untuk selalu menjaga agar tingkat turn over tetap rendah. Dengan demikian, perusahaan perlu mengetahui dan mempelajari penyebab terjadinya turn over karyawan, serta cara mengatasi turn over karyawan yang tinggi.
Setelah memahami informasi seputar turn over karyawan, sebagai pemilik bisnis atau perusahaan, temukan juga informasi lainnya di sini. Saat membangun dan menjalankan bisnis, pilih aplikasi yang dapat mendukung kelancaran prosesnya, seperti majoo. Dengan berlangganan majoo, kamu bisa memanfaatkan fitur yang ditawarkan untuk mendukung kemajuan bisnismu. Tidak perlu khawatir, majoo selalu setia menemani langkahmu dalam bekerja dan membangun bisnis, terutama untuk urusan partner pembayaran. Tunggu apa lagi? Yuk, berlangganan sekarang!
Sumber Gambar: Freepik.com
Terima kasih atas pertanyaan Anda.
Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul Status Karyawan Perusahaan yang "Spin Off" yang dibuat oleh Umar Kasim dan pertama kali dipublikasikan pada Jumat, 21 Mei 2010.
Istilah spin off sebagaimana Anda sebutkan dalam pertanyaan dikenal dengan pemisahan dalam hukum Indonesia adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada dua perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva perseroan beralih karena hukum kepada satu perseroan atau lebih.[1]
Pemisahan sendiri dalam Pasal 135 UU PT dibedakan ke dalam 2 jenis yaitu pemisahan murni dan pemisahan tidak murni dengan penjelasan singkatnya berikut ini.
Adapun pemisahan yang dilakukan perusahaan berdampak pada status pekerja/buruh pada perusahaan yang bersangkutan. Sebab, perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (“PHK”) dengan alasan melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja atau pengusaha tidak bersedia menerima pekerja/buruh.[2]
Berdasarkan ketentuan tersebut, dalam hal terjadi pemisahan, perusahaan hanya dapat PHK apabila pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja dengan perusahaan, atau perusahaan tidak bersedia menerima pekerja/buruh tersebut di perusahaannya.
Dalam hal pekerja/buruh bersedia melanjutkan hubungan kerja dengan perusahaan, atau perusahaan bersedia menerima pekerja/buruh tersebut di perusahaannya, maka masa kerja pekerja/buruh dengan perusahaan dapat tetap berlanjut sepanjang tidak dilakukan PHK. Patut diperhatikan, dalam hal terjadi pengalihan perusahaan, hak-hak pekerja/buruh menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh.[3]
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
[3] Pasal 81 angka 16 Perppu Ciptaker yang mengubah Pasal 61 ayat (3) UU Ketenagakerjaan
Bisnis.com, JAKARTA – Platform management talent Ekrutes.id menilai bahwa fenomena turn over atau perputaran keluar dan masuknya karyawan di sebuah perusahaan terjadi karena tidak cocoknya hubungan antara atasan dengan pegawai.
CEO of Ekrutes.id Hartono Chandra mengatakan bahwa hal ini biasanya berkaitan dengan kepribadian seseorang. Lantaran, lanjut dia proyeksi dimana dan posisi apa sebaiknya seorang calon karyawan ditempatkan sulit untuk terdeteksi.
“Psikotes adalah langkah awal yang penting bagi perusahaan atau HR untuk lebih mengenal kandidat. Banyaknya turn over pegawai yang terjadi di perusahaan saat ini karena ada ketidakcocokan antara atasan dengan bawahan, atau dengan sesama rekan kerja,” katanya melalui rilisnya, Sabtu (4/3/2023).
Lebih lanjut, Hartono meyakini proses seleksi setidaknya akan mengurangi terjadinya turn over pegawai yang tinggi, karena mereka sudah diketahui proyeksi posisi dan pekerjaan yang sesuai.
Apalagi, dia melanjutkan bahwa proses rekrutmen dengan psikotes memang selama ini menjadi kendala sejumlah perusahaan, karena keterbatasan waktu dan biaya. Pasalnya saat melakukan psikotes luring, dibutuhkan waktu cukup lama untuk menunggu hasil psikotes.
Melihat fenomena itu dia mengatakan bahwa perusahaan saat ini tengah berfokus pada pengembangan alat asesmen seperti psikotes daring meluncurkan fitur baru untuk mengefisiensi proses rekrutmen pegawai hingga 70 persen.
Dia melanjutkan, fitur yang dimaksud tes IQ WMS yang diyakininya dapat membantu proses rekrutmen pegawai perusahaan bisa dilakukan jauh lebih efisien dengan menyiapkan layanan screening psikotes online.
Apalagi, dia melanjutkan tes tersebut dapat mengetahui potensi seseorang dan membantu memberikan rekomendasi pekerjaan atau karir yang sesuai dengan potensi yang dimiliki, sebab tes intelegensi ini sudah disesuaikan dengan demografi dan kebudayaan di Indonesia.
Selain itu, perusahaan juga memiliki fitur Ekrubox, sistem kecerdasan buatan yang bisa memberikan rekomendasi talent berdasarkan hasil psikotes dan memberikan rekomendasi posisi yang sesuai. Sehingga diharapkan perusahaan bisa mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Photo by Karolina Gabrowski via Pexels
Jika bicara mengenai spin off, mungkin Anda langsung terpikir mengenai istilah spin off pada film. Padahal, dunia bisnis juga mengenal istilah spin off, tentu saja dengan definisi yang berbeda.
Bisa dibilang, spin off adalah salah satu alasan bagaimana beberapa perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada sebelumnya dan jadi lebih berkembang. Memangnya, apa yang dimaksud dengan istilah spin off pada dunia bisnis?
Baca Juga: Resesi Adalah Kondisi Ekonomi Yang Memburuk, Apa Saja Penyebabnya?
Spin off adalah istilah yang merujuk pada pemisahan antara suatu anak perusahaan dari induk perusahaan untuk berdiri sendiri. Dalam prosesnya, perusahaan spin off akan mengambil sebagian tim, aset, dan hal lainnya yang telah disepakati. Nantinya, perusahaan baru ini akan memiliki kepemimpinan yang baru, tetapi perusahaan induk masih eksis dan menjalankan bisnisnya seperti biasa.
Umumnya, spin off dilakukan oleh sebuah perusahaan besar yang menguasai berbagai macam sektor. Kemudian, perusahaan spin off yang berpisah dari perusahaan induk tersebut akan fokus pada satu hal sektor saja agar lebih profitable. Contohnya adalah eBay dan Paypal.
Pada 2015 kemarin, eBay, sebuah perusahaan yang terkenal akan e-Commerce-nya, melepaskan PayPal, sebuah perusahaan pembayaran digital. Semenjak berpisah, valuasi PayPal semakin tinggi, yang berarti spin off tersebut berhasil dilakukan.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Bisnis Yang Menjanjikan Di Tahun 2023
Menghitung turn over karyawan tahunan
Pada prinsipnya, cara menghitung turn over karyawan tahunan sama dengan menghitung turn over karyawan bulanan, yaitu sebagai berikut:
Turn over tahunan % = (Jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan / ((Jumlah karyawan di awal tahun + akhir tahun) / 2) x 100
Sebanyak 10 karyawan keluar dari perusahaan selama tahun 2022. Jumlah karyawan pada akhir tahun 2022 adalah 200 orang dan awal tahun adalah 200 orang. Jadi, perhitungan turn over karyawan perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
Turn over tahunan % = (Jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan / ((Jumlah karyawan di awal tahun + akhir tahun) / 2) x 100
Baca juga: Kenalan dengan Cloud Computing dan Fungsinya Bagi Bisnis
Sistem Seleksi Karyawan Kurang Tepat
Menemukan karyawan yang sesuai dengan kriteria perusahaan tentu bukan perkara mudah. Akan tetapi, memaksakan karyawan yang tidak sesuai dengan kriteria jelas tidak bisa menjadi jawabannya. Tidak hanya merugikan perusahaan, karyawan yang tidak memiliki keahlian yang sesuai pun akan merasa tidak layak berada di posisi tersebut dan lagi-lagi tidak bisa mengembangkan diri.
Baca juga: Strategi Penetapan Harga: Tujuan, Langkah, dan Jenisnya
Aturan yang melandasinya
Melakukan spin off adalah salah satu perwujudan restrukturisasi sebuah perusahaan. Jadi, tentu saja prosesnya diatur dalam Undang-undang tentang Perseroan Terbatas (UUPT), tepatnya UU No. 40 Tahun 2007. Berdasarkan Undang-undang tersebut, perusahaan hasil spin off harus mengantongi izin dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berupa pengesahan. Selain itu, spin off juga harus dilakukan atas dasar diskusi dengan pemegang saham.
Baca Juga: 7 Strategi Jitu Untuk Kembangkan Usaha Kecil Menengah